KUPANG, Timex-Kepala Sub Dinas Bina Pendidikan Luar Sekolah Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur, Marthen Luther Dira Tome
menyebutkan ada 18 ribu lebih peserta yang mengikuti Ujian Nasional
Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C (setara SMA) di seluruh
kabupaten/kota di NTT kemarin.11.323 orang berasal dari siswa SMA yang
tidak lulus saat mengikuti ujian nasional beberapa waktu lalu. "Jadi ada
tujuh ribu orang dari peserta reguler paket C yang mengikuti ujian
kemarin," jelas Luther kemarin.
Secara umum Luther mengakui pelaksanaan UN yang dilakukan secara
serentak di seluruh NTT tidak ditemui adanya kendala berarti."Sejauh ini
pelaksanaan UNPK berlangsung aman dan tak ada kendala," katanya.
Luther menjelaskan Pemprov NTT melalui Dinas P dan K berkomitmen untuk
menyukseskan proses yang ada. Karena itu pihaknya berusaha sekuat tenaga
agar tidak ada yang menjadi korban.
Walau begitu Luther tak bisa menampik adanya kendala pendistribuan soal
ke Pulau sabu akibat adanya pembatalan semua armada pelayaran karena
cuaca buruk. Untuk mengatasi kendala yang ada, pihaknya dibantu pihak
Korem 161/WS dengan menyediakan satu buah helikopter untuk mendistribusi
naskah ke Sabu.
"Pukul 11.00 Wita kemarin, seluruh naskah untuk Sabu telah terdistribusi
dengan baik. Karena itu masyarakat di Sabu sangat berterima kasih
kepada Korem 161/WS yang telah berandil membantu distribusi naskah ujian
dengan menggunakan helikopter,"kata Luther mengutip warga Sabu.
Khusus untuk Kota Kupang UNPK diikuti sebanyak 2.714 warga. 1.266 orang
berasal dari warga belajar paket C reguler sedangkan 1.448 orang berasal
dari sekolah formal.
Kasubdin PLS Dinas Pendidikan Kota Kupang Sinun Petrus Manuk kepada
Koran ini ketika melakukan pemantauan di SMAN I Kupang, kemarin
menjelaskan UNPK ini akan berlangsung hingga 27 juni mendatang.
Khusus untuk Kota Kupang, pemerintah sebagai fasilitator, menyediakan
sejumlah lokasi ujian. Diataranya SMAN 2, SMA Efata dan SMA Muhammadiyah
di Kelurahan Kelapa Lima, SMK Sint Carolus, SMAN 4, SMA Ki Hajar
Dewantoro, SMA Sudirman, SMA Teladan, SMA Kristen dan SMAN 7 di
Kecamatan Maulafa, SMA PGRI, SMK Karya, SMAN 5, SMAN 3 Mapoli, SD I
Mapoli, SMKN I, SMK Beringin dan SMAN 1 di Kecamatan Oebobo, serta MAN
dan SMAN 8 di Kecamatan Alak.
Selain itu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) juga
menyelenggarakan UNPK Paket C yakni tiga PKBM di Kecamatan Kelapa Lima,
empat PKBM di Kecamatan Maulafa, enam PKBM di Kecamatan Oebobo serta dua
PKBM di kecamatan Alak.
Mengenai penyelenggaraan UNPK Paket B (setara SMP), pihaknya sudah
menerbitkan edaran ditujukan ke seluruh sekolah di Kota Kupang untuk
mengakomodir pendaftaran siswa yang tak lulus SMP untuk mengikuti UNPK
Paket B, awal Juli nanti.
"Pendaftaran tetap kita buka hingga Rabu sore. Persyaratannya harus ada
keterangan tidak lulus dari sekolah asal siswa, kemudian datanya
dilaporkan ke sekolah, barulah diserahkan ke pihak penyelenggara (Subdin
PLS) untuk diikutkan dalam ujian. Mereka akan didistribusikan ke PKBM
yang ada," jelas Manuk.
Di TTS 1.025 Orang Ikut Ujian Paket C
Dari Kabupaten Timor Tengah Selatan dilaporkan sebanyak 1.025 orang
mengikuti ujian paket C yang tersebar pada 15 kecamatan. 136 orang
merupakan peserta pindah jalur (siswa SMA tak lulus UN). Sedangkan 889
orang merupakan peserta murni dari pendidikan non formal paet C.
Kasubdin PLS Dinas P dan K TTS, Yesaya Y Boymau saat memantau
pelaksanaan UNPK si SoE kemarin menjelaskan ujian Paket C tahun ini
didukung biaya murni dari dana Dekon.
Pelaksanaan ujian dipantau langsung tim dari Inspektorat Jenderal
Depdiknas pusat diataranya, Bermansyah dan Agus Setiadi. Laporan hasil
pemantauan kata mereka dilaporkan langsung ke Mendiknas.
Pemantauan juga bertujuan meminimalisir terjadinya berbagai penyimpangan dilapangan.
"Tim melakukan pemantauan bertujuan meminimalisir dugaan terjadinya
berbagai penyimpangan dalam pelaksanaan ujian Paket C," jelas Agus
Setiadi.
Pantauan Timor Express disekertariat PLS kemarin, banyak peserta
menyerbu panitia pendaftaran peserta ujian Paket B. Termasuk kepala SMP
Hetven Oekamusa, Simon Lada yang kelulusan sekolahnya nol persen. Simon
mendaftarkan 33 siswanya yang tidak lulus UN untuk mengikuti ujian
melalui jalur non formal Paket B tanggal 1 hingga 3 Juli mendatang.
Simon mengaku sangat terpukul dengan persentase kelulusan sekolahnya
yang nol persen. Simon yang baru dua bulan menjabat kepala sekolah
mengatakan, buruknya persentase kelulusan tahun ini disebabkan berbagai
faktor.
Diantaranya, kurang disipilin siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar sehingga daya serap mata pelajaran yang diberikan sangat minim.
Apa lagi siswa kelas III selama ini masuk sekolah siang. Selain itu,
meskipun ada les tambahan, siswa malas ikut les.
Untuk diketahui, SMP Hetven Oekamusa saat pelaksanaan ujian nasional
merupakan sekolah titipan pada SMPN 2 SoE. Pihaknya meminta tahun depan
agar hasil foto copy lembaran jawaban siswa mereka diserahkan kepada
guru-guru agar dijadikan pembanding dengan kemampuan siswanya. Hal itu
dimaksudkan agar tidak timbul berbagai kecurigaan.
Demi mengakomodir peserta yang tidak lulus UN tingat SMPdi TTS, pihak
PLS memperpanjang masa pendaftaran hingga hari pukul 24.00 hari
ini.(boy/r5)
sumber; http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=24052